BAB V
LARUTAN ASAM -
BASA
A.
Teori / Konsep Asam-Basa
1). Menurut Svante Arrhenius
a). Asam
Menurut
Svante Arrhenius, asam adalah suatu senyawa
yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen ( H+ ).
Merupakan
senyawa kovalen dan akan bersifat asam jika sudah larut dalam air.
Contoh :


Berdasarkan
jumlah ion H+ yang dapat dilepaskan, maka senyawa asam dapat dikelompokkan menjadi :
a)
Asam monoprotik ( asam berbasa 1 ) = senyawa
asam yang melepaskan ( 1 ) satu ion H+.
Contoh : HCl; HBr; HNO3
b)
Asam diprotik ( asam berbasa 2 ) = senyawa
asam yang melepaskan ( 2 ) dua ion H+.
Contoh : H2SO4; H2C2O4; H2CO3.
c)
Asam triprotik ( asam berbasa 3 ) = senyawa
asam yang melepaskan ( 3 ) tiga ion H+.
Contoh : H3PO4.
Asam diprotik dan triprotik disebut juga asam
poliprotik ( memiliki lebih dari 1 atom H ).
Catatan :
“ Ion H+
bersifat tidak stabil, ion ini akan bereaksi dengan H2O
membentuk ion hidronium ( H3O+
). “
Reaksinya :

Berdasarkan jumlah ion yang
dihasilkan, asam dibedakan menjadi :
v
Asam
kuat = asam yang
mudah terionisasi dan banyak menghasilkan ion H+ dalam larutannya.
Contoh : HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3 dan HClO4
v
Asam
lemah = asam yang
sedikit terionisasi dan menghasilkan sedikit ion H+ dalam larutannya.
Contoh : CH3COOH, HCOOH ( asam format ), HCN
b). Basa
Menurut
Svante Arrhenius, basa adalah suatu
senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida ( OH- ).
Pada umumnya
merupakan senyawa ion, kecuali NH3 ( amonia ) merupakan senyawa kovalen.
Contoh :



Catatan :
“ Tidak semua senyawa yang mempunyai gugus OH-
merupakan suatu basa. “
Contoh : CH3OH ( tidak menunjukkan sifat asam atau basa dalam air ); C6H5OH ( asam ).
Berdasarkan jumlah gugus OH- yang diikat, senyawa basa dikelompokkan menjadi :
Ø
Basa monohidroksi = senyawa basa yang
memiliki satu ( 1 ) gugus OH-.
Contoh :
NaOH; KOH; NH4OH
Ø
Basa dihidroksi = senyawa basa yang memiliki
dua ( 2 ) gugus OH-.
Contoh :
Mg(OH)2; Ca(OH)2
Ø
Basa trihidroksi = senyawa basa yang memiliki
tiga ( 3 ) gugus OH-.
Contoh :
Al(OH)3; Fe(OH)3
Basa
dihidroksi dan trihidroksi disebut juga basa polihidroksi ( memiliki
lebih dari 1 gugus OH- ).
Berdasarkan derajat ionisasinya, basa
dikelompokkan menjadi :
a) Basa kuat =
basa yang terionisasi sempurna dalam air (
a = 1 ).
Contoh :
NaOH; KOH; Ba(OH)2.
b) Basa lemah =
basa yang hanya sedikit terionisasi dalam air ( 0 < a < 1 ).
Contoh : NH3; Al(OH)3.
2). Menurut Bronsted – Lowry
o Teori asam –
basa menurut Arrhenius hanya terbatas untuk senyawa asam – basa dalam pelarut
air.
o Menurut
Arrhenius, air bertindak sebagai pelarut yang bersifat netral.
o Asam asetat
akan bersifat asam jika dilarutkan ke dalam air, tetapi sifat asamnya tidak
akan tampak jika dilarutkan dalam benzena.
o Larutan
amonia ( NH3 ) dalam natrium amida ( NaNH2 ) menunjukkan sifat basa meskipun tidak mengandung
ion OH-.
o Muncullah
teori asam-basa yang lebih luas dan tidak terbatas hanya pada pelarut air,
yaitu teori asam-basa Bronsted–Lowry ( dikemukakan oleh Johannes Bronsted dan Thomas Lowry ).
o Menurut
Bronsted-Lowry, yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu
larutan adalah ion H+ atau proton ( ingat = bahwa dalam ion H+ yang tertinggal hanyalah 1 proton ).
a). Asam
Adalah suatu
ion atau molekul yang berperan sebagai pemberi ( donor ) proton atau ion H+ kepada ion
atau molekul lain.
Contoh :

Untuk reaksi ke kanan :
HCl
merupakan asam karena memberikan ion H+ ( donor proton ) kepada molekul H2O, sehingga
H2O berubah menjadi ion H3O+.
Untuk reaksi ke kiri :
Ion H3O+ merupakan asam karena memberikan ion H+ ( donor proton ) kepada ion Cl-, sehingga ion Cl- berubah menjadi molekul HCl.
b). Basa
Adalah
suatu ion atau molekul yang menerima ( akseptor ) ion H+ atau
proton.
Contoh :

Untuk reaksi ke kanan :
H2O merupakan basa karena menerima ion H+ ( akseptor proton ) dari molekul HCl, sehingga HCl
berubah menjadi ion Cl-.
Untuk reaksi ke kiri :
Ion Cl- merupakan basa karena menerima ion H+ ( akseptor
proton ) dari ion H3O+, sehingga ion H3O+ berubah menjadi molekul H2O.
Catatan :
o HCl ( asam 1
) dan ion Cl- ( basa 1 ) merupakan pasangan asam-basa
konjugasi, demikian juga dengan ion H3O+ ( asam 2 ) dan H2O ( basa 2 ).

oPasangan asam-basa konjugasi mempunyai ciri khas
yaitu : hanya berbeda 1 atom H.
oSuatu asam setelah melepas proton akan membentuk
basa konjugasi dari asam tersebut.
oSuatu basa setelah menerima proton akan membentuk
asam konjugasi dari basa tersebut.
oSenyawa amfoter / amfiprotik adalah suatu
senyawa yang dapat berperan sebagai asam maupun basa.
Contoh :
Senyawa
HF


Keunggulan teori asam-basa
Bronsted-Lowry :
·
Setiap zat tidak ada yang bersifat netral, tetapi
akan bersifat asam atau pun basa bergantung pada apakah zat tersebut menerima
atau melepaskan proton ( tergantung pada pasangan reaksinya ).
·
Bersifat luas, tidak hanya bergantung pada pelepasan
ion H+ atau ion OH-.
Kelemahan teori ini :
o Tidak
berlaku untuk pelarut yang tidak mengandung proton ( ion H+ ) atau zat aprotik.
o Sifat suatu
zat tidak pasti ( bisa asam atau pun basa ), tergantung pada pasangan
reaksinya.
Contoh : air bisa bersifat asam, jika bereaksi dengan NH3 dan akan
bersifat basa, jika bereaksi dengan CH3COOH.
3). Menurut Lewis
a). Asam
Menurut G.N
Lewis, asam adalah suatu ion atau molekul yang dapat menerima pasangan elektron
( akseptor pasangan elektron ).
b). Basa
Adalah suatu
ion atau molekul yang dapat memberikan pasangan elektron kepada zat lain (
donor pasangan elektron ).
Konsep
asam-basa yang dikembangkan oleh Lewis didasarkan pada ikatan kovalen
koordinasi ( pelajari kembali materi
kelas X tentang Ikatan Kimia !)
Contoh :

Spesi
yang memberikan pasangan elektron dalam membentuk ikatan kovalen
koordinasi akan bertindak sebagai basa; sedangkan spesi yang menerima
pasangan elektron bertindak sebagai asam.
Dalam
dunia kedokteran dan farmasi, dikenal adanya senyawa basa Lewis yang digunakan
untuk obat keracunan logam berat, misalnya : merkuri, timbel, kadmium.
Obat
tersebut dikelompokkan sebagai British
Anti Lewis Acid ( BAL ), yang berperan untuk mengikat logam berat sehingga
tidak mengganggu kerja enzim.
Reaksinya :


B.
Konsep
pH, pOH dan pKw
Derajat atau tingkat keasaman ( pH ) suatu larutan
bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan tersebut.
Tingkat keasaman berbanding terbalik dengan nilai
pH, artinya : semakin asam larutan, maka semakin kecil nilai pH-nya dan
sebaliknya.
Dirumuskan
:
pH = - log [ H+
]
[ H+ ] = 10-
pH
Analogi dengan pH ( sebagai cara untuk menyatakan
konsentrasi ion H+ ), maka konsentrasi ion OH- juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu dengan pOH.
pOH = - log [OH-
]
[OH- ] = 10-
pOH
Tetapan
Kesetimbangan Air ( Kw )
Air merupakan elektrolit sangat lemah, karena
sebagian molekul air akan terionisasi sebagai berikut :

Besarnya tetapan kesetimbangannya ( Kc ) :

Oleh
karena jumlah molekul air yang terionisasi sangat sedikit, maka dapat dianggap
bahwa [H2O]
tetap; sehingga :


Harga
Kw akan berubah jika suhunya berubah. Reaksi ionisasi air merupakan
reaksi endoterm, sehingga jika suhunya dinaikkan; maka harga Kw akan semakin
besar.
Pada
suhu kamar ( 25 oC
), harga Kw = 10-14
Dalam air murni :
[ H+ ] = [OH- ]
Sehingga :




Catatan :
Dalam
larutan berair : 

Dalam
air murni ( netral ) : [ H+ ] = [OH- ] ; pH = pOH = 7
Dalam
larutan asam : [ H+ ] > [OH- ] ; pH < 7
Dalam
larutan basa : [ H+ ] < [OH- ] ; pH > 7
Hubungan
pH dengan pOH


Pengukuran pH
o Menggunakan
beberapa indikator
Indikator
asam-basa memiliki daerah pH yang berbeda-beda.
No
|
Indikator
|
Trayek pH
|
Perubahan Warna
|
1
|
Metil jingga
/ oranye ( MO )
|
3,1
– 4,4
|
Merah ke
kuning
|
2
|
Metil merah
( MR )
|
4,2
– 6,2
|
Merah ke
kuning
|
3
|
Kertas
lakmus
|
4,5
– 8,3
|
Merah ke
biru
|
4
|
Bromtimol
biru ( BTB )
|
6,0
– 7,6
|
Kuning ke
biru
|
5
|
Fenolftalein
( PP )
|
8,0
– 9,6
|
Tak berwarna
ke merah ungu
|
o Menggunakan
indikator universal
Adalah
gabungan dari beberapa indikator tunggal, yaitu : metil jingga, metil merah,
bromtimol biru dan fenolftalein.
Salah
1 indikator jenis ini adalah kertas pH.
Caranya
: kertas pH dicelupkan ke dalam larutan yang akan ditentukan pH-nya, kemudian
kertas pH akan mengalami perubahan warna sesuai dengan pH larutan. Kemudian
warna dicocokkan dengan warna yang tertera pada kemasan indikator universal (
tabel panduan warna ).
o Menggunakan
pHmeter
Adalah
alat untuk mengukur pH larutan dengan cara mencelupkan elektrode’nya ke dalam
larutan yang akan ditentukan pH-nya. Besarnya pH larutan dapat dibaca pada
layar pHmeter.
C.
Kekuatan
Asam
Dipengaruhi
oleh 2 hal yaitu :
a) Derajat
Ionisasi
Banyak
sedikitnya zat yang terion dinyatakan dengan derajat ionisasi ( a ), yaitu perbandingan antara jumlah
zat yang mengion dengan jumlah zat mula-mula.

Dengan
: 0 ≤ a ≤ 1
b) Tetapan
Ionisasi Asam ( Ka )


Hubungan antara
derajat ionisasi ( a
) dengan tetapan ionisasi asam ( Ka ) :

Awal
: 


Setimbang
: M(
1-a
) M. a M.
a

Karena
HA merupakan asam lemah, maka a
mendekati nol sehingga nilai ( 1 - a
) ≈ 1 :


Catatan :
Semakin
encer larutan, maka semakin besar nilai a.
Semakin
besar harga a,
maka kekuatan asam akan relatif lebih kuat.
Semakin
besar harga Ka, maka kekuatan asam akan relatif lebih kuat.
1). Asam Kuat
Contoh :


2). Asam Lemah


3). Asam Polivalen (
Poliprotik )
Asam
jenis ini akan mengion secara bertahap.
Asam
bervalensi 2, akan mengion dalam 2 tahap sedangkan asam bervalensi 3, akan
mengion dalam 3 tahap.
Contoh :
H2SO4

Untuk
asam lemah polivalen :


Keterangan :
Ma = konsentrasi asam
D.
Kekuatan
Basa
Dipengaruhi
oleh 2 hal yaitu :
a) Derajat
Ionisasi
b) Tetapan
Ionisasi Basa ( Kb )


Dengan
cara yang sama dengan perhitungan di asam lemah, maka untuk basa lemah :

1).
Basa Kuat
Contoh :


2). Basa Lemah


Keterangan :
Mb = konsentrasi basa
o Reaksi
antara Asam dengan Basa ( Reaksi Penetralan )

Ion
L+
dengan ion A-
akan bereaksi membentuk garam, sedangkan antara ion H+
dengan OH-
akan bereaksi membentuk molekul air.
Reaksi
antara asam dengan basa disebut juga reaksi
penggaraman.
Secara
umum :

Latihan :
Tuliskan
persamaan reaksi yang setara untuk reaksi berikut ini :
a)
Larutan
asam nitrat dengan larutan kalium hidroksida
b)
Larutan
asam klorida dengan larutan kalsium hidroksida
o Beberapa
reaksi yang lain :

o Campuran
Asam dengan Basa
Campuran
ekivalen antara asam dengan basa belum tentu bersifat netral, kecuali campuran antara asam kuat
dengan basa kuat.
Reaksi
antara asam kuat dengan basa kuat dapat dituliskan sebagai reaksi
antara ion H+
dengan OH-.
Dalam
hal ini; ion H+
mewakili asam sedangkan OH-
mewakili basa.

Keterangan :
o Jika mol H+
= mol OH-
maka campuran bersifat netral.
o Jika mol H+ > mol OH-
maka campuran bersifat asam dan konsentrasi ion H+
dalam campuran hanya ditentukan oleh jumlah mol ion H+
yang tersisa.
o Jika mol H+
< mol OH-
maka campuran bersifat basa dan konsentrasi ion OH-
dalam campuran hanya ditentukan oleh jumlah mol ion OH-
yang tersisa.
Latihan :
Tentukan
pH campuran berikut ini :
a)
50
mL HCl 0,1 M dengan 50 mL NaOH 0,1 M
b)
50
mL HCl 0,1 M dengan 50 mL Ca(OH)2 0,1 M
c)
50
mL H2SO4
0,1 M dengan 50 mL KOH 0,1 M
Stoikiometri Reaksi
dan Titrasi Asam – Basa
v Persamaan
Ion
Persamaan
ion melibatkan larutan yang bersifat elektrolit.
Zat
elektrolit kuat dituliskan dalam bentuk ion-ionnya sedangkan untuk elektrolit
lemah tetap dituliskan dalam bentuk molekulnya atau senyawa netralnya.
Contoh 1 :
Reaksi
antara gas karbondioksida dengan larutan natrium hidroksida membentuk larutan
natrium karbonat dan air.

Contoh 2 :

v Berbagai
macam zat yang terkait dengan reaksi dalam larutan elektrolit :
a) Senyawa Asam
b) Senyawa Basa
c) Senyawa Garam
d) Oksida Asam
Adalah
suatu senyawa yang tersusun oleh unsur non logam dengan unsur oksigen ( = oksida
non logam )
Oksida
asam disebut juga anhidrida asam, karena merupakan bagian dari asam
setelah melepas molekul air.
Misalnya
:

Contoh :
SO2;
SO3; N2O3; CO2
e) Oksida Basa
Adalah
suatu senyawa yang tersusun oleh unsur logam dengan unsur oksigen ( = oksida
logam )
Contoh :
Na2O;
CaO; MgO
f) Logam
Merupakan
spesi yang melepas elektron.
v Senyawa-Senyawa
Hipotetis
Adalah
senyawa-senyawa yang tidak stabil ( akan mengalami penguraian lebih lanjut ).
a) Senyawa
Asam
Misalnya :

b) Senyawa
Basa
Misalnya :

c) Senyawa
Garam
Misalnya :

v Deret
Kereaktifan Logam

Kereaktifan
logam tergantung pada kemudahannya untuk melepaskan elektron.
Unsur-unsur
di sebelah kiri hidrogen lebih
reaktif daripada unsur-unsur di sebelah kanan hidrogen.
v Reaksi
Pembentukan Endapan
Semua
asam mudah larut dalam air; sedangkan basa dan garam ada yang mudah larut, ada
pula yang sukar larut dalam air.
Semua
garam natrium, kalium, amonium, nitrat dan asetat mudah larut dalam air.
Jika
2 larutan elektrolit direaksikan dan dimungkinkan bertemunya 2 ion yang dapat menghasilkan senyawa yang sukar larut,
maka senyawa tersebut akan mengendap.
Contoh :

v Tabel
Kelarutan Beberapa Senyawa Ion dalam Air
No
|
Senyawa
|
Kelarutan
|
Keterangan
|
1
|
Nitrat ( NO3-
)
|
Semua
larut
|
|
2
|
Asetat ( CH3COO-
)
|
Semua
larut
|
Kecuali Ag+;
Hg22+;Bi3+
|
3
|
Klorida ( Cl-
)
|
Semua
larut
|
Kecuali Ag+;
Hg22+;Pb2+;Cu+
|
4
|
Bromida ( Br-
)
|
Semua
larut
|
Kecuali Ag+;
Hg22+;Pb2+
|
5
|
Iodida ( I-
)
|
Semua
larut
|
Kecuali Ag+;
Hg22+;Pb2+; Bi3+
|
6
|
Sulfat ( SO42-
)
|
Semua
larut
|
Kecuali Pb2+;Ba2+;Sr2+;Ca2+
|
7
|
Klorat ( ClO3-
)
|
Semua
larut
|
|
8
|
Na+;
K+; NH4+
|
Semua
larut
|
|
9
|
PbCl2;
PbBr2; PbI2
|
Mudah
larut dalam air panas
|
|
10
|
Sulfida ( S2-
)
|
Semua
tidak larut
|
Semua
sulfida dari IA dan IIA kecuali Be; NH4+
|
11
|
Fosfat ( PO43-
)
|
Semua
tidak larut
|
Kecuali Na+;
K+; NH4+
|
12
|
Karbonat (
CO32- )
|
Semua
tidak larut
|
Kecuali Na+;
K+; NH4+
|
13
|
Oksalat ( C2O42-
)
|
Semua
tidak larut
|
Kecuali Na+;
K+; NH4+
|
14
|
Oksida ( O2-
)
|
Semua
tidak larut
|
Kecuali Na+;
K+; Ba2+; Sr2+; Ca2+
|
15
|
Hidroksida (
OH- )
|
Semua
tidak larut
|
Kecuali Na+;
K+; Ba2+; Sr2+; Ca2+; NH4+
|
v Reaksi
Pergantian ( Dekomposisi ) Rangkap
Secara
umum :

Senyawa
AB dan CD ( reaktan ) dapat berupa asam, basa maupun garam.
Reaksi
dapat berlangsung jika senyawa AD atau CB ( produk reaksi ) atau keduanya
memenuhi paling tidak 1 kriteria yaitu :
v Sukar larut dalam air ( mengendap ).
v Merupakan senyawa yang tidak stabil (
hipotetis ).
v Merupakan elektrolit yang lebih lemah
dari AB atau CD ( reaktan ).
v Reaksi
antara Logam dengan Asam Kuat Encer
Secara umum :

Reaksi
dapat terjadi karena ion H+
dari asam akan menyerap elektron dari logam (
logam mereduksi ion H+
)
Logam-logam
yang dapat mereduksi ion H+ terletak di
sebelah kiri unsur H dalam Deret Kereaktifan Logam.

Contoh :


v Reaksi
Logam dengan Garam
Secara umum :

Reaksi
logam dengan garam merupakan reaksi pendesakan ( logam L mendesak logam M ).
Reaksi
hanya akan berlangsung jika logam L terletak di sebelah kiri logam M dalam
deret kereaktifan logam.
Contoh :


Hitungan Stoikiometri
Sederhana
Langkah-langkah
penyelesaiannya :
ü Menuliskan persamaan reaksi yang
setara.
ü Menentukan jumlah mol zat yang
diketahui.
ü Menentukan jumlah mol zat lain yang
ditanyakan dengan menggunakan perbandingan koefisien reaksi.
ü Menyesuaikan jawaban dengan hal yang
ditanyakan.
Contoh soal :
Gas
hidrogen dapat dibuat dari reaksi antara logam zink dengan larutan asam sulfat.
Hitunglah volume asam sulfat 2 M yang diperlukan untuk dapat menghasilkan 6,72
L gas hidrogen ( STP )?
Hitungan Stoikiometri
dengan Pereaksi Pembatas
Campuran
reaktan disebut ekuivalen jika perbandingan jumlah molnya sesuai dengan
koefisien reaksinya.
Pereaksi
pembatas adalah zat / pereaksi yang habis terlebih dulu ketika reaksi kimia
berlangsung.
Langkah-langkah
penyelesaiannya :
§ Menuliskan persamaan reaksi yang
setara.
§ Menentukan jumlah mol zat yang
diketahui.
§ Membandingkan jumlah mol masing-masing
zat dengan koefisien reaksinya, sehingga dapat diketahui pengali yang
digunakan. ( pereaksi
pembatas adalah zat / pereaksi yang hasil bagi pengalinya paling kecil.
§ Pergunakan pengali terkecil untuk
menentukan jumlah mol hasil reaksi.
§ Tentukan jumlah mol zat yang
ditanyakan berdasarkan perbandingan koefisien reaksi dengan pereaksi pembatas.
Contoh soal :
Hitunglah
massa endapan yang terbentuk dari reaksi antara 50 mL larutan timbel ( II )
nitrat 0,1 M dengan 50 mL larutan kalium iodida 0,1 M! ( Ar. Pb = 207; I = 127 )
Hitungan Stoikiometri
yang Melibatkan Campuran
Jika
suatu campuran direaksikan, maka masing-masing komponen mempunyai persamaan
reaksi sendiri.
Langkah-langkah
penyelesaiannya :
§ Menuliskan persamaan reaksi yang
setara untuk masing-masing komponen campuran.
§ Memisalkan salah 1 komponen campuran
dengan variabel ( a – z ), maka komponen lainnya = selisihnya.
§ Menentukan jumlah mol masing-masing
komponen.
§ Menentukan jumlah mol zat lain yang
diketahui.
§ Membuat persamaan untuk menentukan
nilai variabel.
§ Menyesuaikan jawaban dengan
pertanyaan.
Contoh soal :
Sebanyak
5,1 gram campuran CaO dan Ca(OH)2 memerlukan 150 mL larutan asam
klorida 1 M. Tentukan susunan / komposisi campuran tersebut! ( Mr. CaO = 56; Ca(OH)2 = 74 ).
Titrasi Asam – Basa
o Reaksi netralisasi asam-basa dapat
digunakan untuk menentukan kadar ( konsentrasi ) larutan asam atau basa.
o Sejumlah tertentu larutan asam
dititrasi dengan larutan basa sampai mencapai titik ekuivalen ( asam dan basa tepat habis bereaksi ).
o Jika salah 1 larutan diketahui
molaritasnya, maka molaritas larutan yang lain, dapat dihitung dengan rumus :
o
V1
x ( M1 . a ) = V2
x ( M2 . b )
a = valensi
larutan penitrasi
b = valensi
larutan yang dititrasi
o Titik ekuivalen dapat diketahui dengan
menambahkan suatu indikator.
o Indikator akan berubah warna di
sekitar titik ekuivalen.
o Titrasi dihentikan pada saat indikator menunjukkan perubahan
warna ( keadaan ini disebut = titik
akhir titrasi ).
o Kurva titrasi dibedakan menjadi 3
yaitu kurva titrasi antara :
a) Asam kuat dengan basa kuat ( saat
ekuivalen, pH = 7 )
b) Asam kuat dengan basa lemah ( saat
ekuivalen, pH < 7 )
c) Asam lemah dengan basa kuat ( saat ekuivalen, pH > 7 )
Contoh soal :
1) Pada titrasi 25 mL larutan NH3
0,12 M dengan HCl 0,1 M :
a)
Perkirakan
pH awal
b)
Perkirakan
pH saat titik ekuivalen
c)
Perkirakan
volume HCl yang diperlukan
d)
Tentukan
indikator yang diperlukan
e)
Gambarkan
( sketsa ) kurva titrasinya
2) Untuk menentukan kadar asam asetat,
diambil 10 mL asam asetat kemudian diencerkan dengan aquades sampai volumenya
200 mL. Dari larutan encer tersebut diambil 10 mL, kemudian dititrasi dengan
larutan NaOH 0,1 M dengan indikator PP. Titik akhir titrasi tercapai pada saat
volume NaOH 25,4 mL. Berapa % kadar asam asetat tersebut , bila kadar asam
asetat murni = 17,4 M ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar